Kamis, 05 September 2013

Korupsi di Cina: Baru Terduga, Sudah “Dicelup” ke Bak Air Es

[RR1online]:
SURAT kabar pemerintah Cina melaporkan bahwa seorang pejabat yang dicurigai melakukan korupsi dilempar paksa oleh tim penyelidik agar bisa mengakui perbuatannya.

Surat kabar Beijing Times menuliskan, pejabat terduga korup bernama Yu Qiyi justru sempat ditenggelamkan ke dalam bak mandi berisi air es ketika indikasi dan bukti telah mengarah kepadanya, namun di sisi lain ia tak juga mau mengakui perbuatannya. Sehingga, menurut ketentuannya, Yu sudah layak dilemparkan ke dalam air es sebagai terapi agar ia benar-benar mau berbicara seputar keterkaitannya dalam kasus korupsi tersebut. Jika tidak, maka tubuhnya betul-betul merasakan “kesejukan” air es yang dahsyat, hingga tak bergerak.

Karena lelaki yang berusia 42 tahun itu tak mampu bertahan di dalam air es, maka tubuhnya pun langsung kaku, dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun beberapa jam kemudian Yu menghembuskan nafas terakhir.

“Yu Qiyi merupakan pria yang kuat sebelum ia ditahan tetapi tubuhnya kurus ketika meninggal,” ujar istri Yu, Wu Qian seperti dikutip kantor berita AFP, dan seperti yang dilansir oleh beritasantai.com.

Wu menggambarkan tubuh suaminya memar di bagian luar dan di bagian dalam selama 38 hari di tahanan. Dan menurut catatan medis, kata Wu, suaminya mati karena tenggelam dalam air yang sangat dingin yang mengakibat tubuhnya kaku.

Beijing Times menyebutkan, Yu Qiyi adalah seorang karyawan perusahaan negara (semacam BUMN) di Kota Wenzhou. Ia ditahan pada awal Maret terkait kasus tanah.

Sedangkan menurut dokumen yang dikeluarkan penyelidik kematian, seperti dimuat Beijing Times, menyebutkan, bahwa Yu Qiyi meninggal dunia setelah menghirup cairan yang menyebabkan paru-parunya tidak berfungsi. Terdapat foto yang diterbitkan koran resmi tersebut juga menunjukkan adanya mememar-memar di tubuh Yu.

Wartawan BBC di Shanghai, John Sudworth melaporkan interogasi terhadap Wu Qiyi merupakan bagian dari prosedur displin internal partai yang dikenal dengan istilah Shanggui.

Hal itu, lanjut Sudworth, merupakan proses yang ditempuh untuk memberantas korupsi di Cina, tetapi muncul berbagai laporan tentang kematian tiba-tiba yang dialami para tersangka selama beberapa bulan terakhir.

Menyikapi kabar tersebut, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengakui kehebatan negeri China dalam memberantas kebiasaan pejabat (penguasa) beserta kroninya yang sangat merugikan negara tersebut. “China sekarang menjadi kiblat pemberantasan korupsi. Sementara Indonesia kini justru seakan sudah menjadi kiblat bagi koruptor,” lontar Rizal Ramli, calon Presiden paling ideal versi LPI ini.

Namun meski Rizal Ramli mengakui kehebatan China dalam memberantas koruptor, tetapi menyangkut nyawa seorang manusia adalah hal yang lebih utama untuk tidak seenak diperlakukan, apalagi sampai dihilangkan dengan cara-cara yang tidak diajarkan dalam agama mana pun, yakni membunuh. “Kita harus bisa lebih mengutamakan dan menghargai hak-hak azasi manusia,” tandas Rizal Ramli, Kamis (5/9/2013).>bs-map/ams

Rabu, 04 September 2013

Sengman Bagai “Seng Bunyi”, SBY= “SemBunYi”..???

[RR1online]
SOSOK Sengman tiba-tiba populer setelah namanya diungkap dalam persidangan kasus suap impor daging sapi. Pengakuan ini disampaikan Ridwan Hakim saat bersaksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), beberapa waktu lalu.

Putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin itu mengungkapkan adanya seseorang yang bernama Sengman, utusan presiden yang menerima uang sebesar Rp40 Miliar dari PT Indoguna Utama.

Seketika itu, nama Sengman pun bagai atap seng yang dibunyikan (terkena dilempar batu) hingga semua orang pun tiba-tiba kaget mendengarnya. Dan semua perhatian pun kini tertuju kembali kepada persoalan kasus sapi tersebut. Bagaimana tidak, “sapi” itu mulai “menyeruduk” nama Presiden SBY.

Namun pihak istana dan sejumlah petinggi Partai Demokrat pun ramai-ramai membantah pengakuan Ridwan Hakim tersebut, seakan mereka mencoba “menyembunyikan” jalinan “KEDEKATAN” antara SBY dan Sengman.

Padahal jauh sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sudah menduga ada pihak lain di luar PKS yang terlibat kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian itu. “Saya menduga mungkin disebut juga nama-nama pihak lain,” ungkap Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto seperti dilansir pada jpnn.com.

Meski begitu, Bambang mengaku belum mengetahui apakah pihak luar yang dimaksud itu adalah seorang pengusaha asal Palembang, Sumatera Selatan, Sengman Tjahja.

Ketika itu, Bambang pun menyatakan, KPK akan membuka identitas orang-orang yang diduga terlibat pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta nanti, termasuk siapa sosok Sengman Tjahja.

Pada pemberitaan lainnya, juga disebutkan bahwa Sengman turut membantu PT Indoguna Utama mendapatkan jatah kuota impor daging 30 ribu ton.

Sengman Tjahja adalah seorang pengusaha Hotel Princess, Kompleks Ilir Barat Permai, Palembang. Dikabarkan, Sengman berteman dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jauh sebelum SBY sebelum menjadi presiden.

Makanya, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli juga mengaku heran dan bingung, mengapa istana dan para kader Partai Demokrat berlomba-lomba membantah hubungan kedekatan Sengman dengan SBY.

Padahal, kata Rizal Ramli, SBY sangat mengenal Sengman. Perkenalan keduanya sudah berlangsung cukup lama, terjalin sebelum SBY menjadi presiden dan masih aktif di militer.
“Sengman itu pengusaha dari Sumatera Selatan. SBY kenal dia saat jadi Pangdam di sana,” ujar Rizal Ramli kepada wartawan di Jakarta, Jumat malam (30/8) sembari menambahkan bahwa Sengman adalah sosok pengusaha di bidang perhotelan dan properti. Saat SBY jadi Pangdam II Sriwijaya, Sengman terlibat kasus lotre (perjudian).

Perannya Sengman, katanya, cukup besar dalam membiayai SBY. “Dia pernah datang ke kantor cerita, dia-lah (Sengman) yang awal-awalnya membiayai SBY masuk politik. Saya tahu-lah,” tutur Rizal Ramli yang pernah bersama SBY menjadi tulang punggung kabinet Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.

Meski tahu banyak soal pertemanan SBY dengan Sengman, namun Rizal Ramli tidak bisa memastikan di mana Sengman, pria yang kira-kira berusia 60-an itu saat ini berada.
Namun dari informasi yang ada, Sengman saat ini sedang menjalani perawatan untuk operasi jantung di Gleneagles Hospital, Singapura.

Dengan kembali hebohnya kasus sapi ini, tidak sedikit pihak yang mendesak dan menaruh harapan agar nyali KPK tidak kendur karena harus berhadapan dengan penguasa. KPK harus membongkar secara terang-benderang semua pihak-pihak yang diduga terkait dalam praktek korupsi di negeri ini. Jangan ada sedikit pun yang “disembunyikan”. Sebab rakyat tidak akan pernah tersakiti dengan kebenaran, tetapi jangan pernah menghibur rakyat dengan kebohongan.(map/ams)

Kasihan Sengman

Jakarta, [RR1online]:
KASUS Fathanah tiba-tiba bisa menjadi heboh, meluas dan amat disoroti oleh semua orang di negeri ini. Padahal kasus itu hanya berawal karena Fathanah ketahuan memberikan hadiah berupa jam tangan dan mobil kepada sejumlah perempuan. Lalu bagaimana dengan Presiden SBY yang juga “ketahuan” di pengadilan disebut oleh seorang saksi, Ridwan Hakim, dalam kasus suap pengurusan impor daging sapi?

Saat itu, Ridwan Hakim yang juga anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin itu mengatakan, ada orang dekat Presiden SBY yang dikenalnya bernama Sengman, membawa uang Rp 40 miliar milik PT Indoguna Utama. Ridwan Hakim mengaku pernah ditanya penyidik KPK tentang hal itu.

Desakan dari banyak pihak pun terus bermunculan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menindaklanjuti pengakuan Ridwan Hakim saat bersaksi dalam sidang kasus suap pengurusan impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah Kamis pertengahan pekan lalu itu.

Begitu pun dengan Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARuP) Rizal Ramli menyatakan, KPK harus terus didesak dan dikawal agar bisa membongkar kasus yang diduga ikut melibatkan penguasa tersebut. “Lha wong cuma perkara hadiah jam tangan dan mobil dari Fathanah kepada perempuan-perempuan saja sampai heboh. Masak untuk urusan duit Rp40 miliar lebih yang disebut diberikan kepada SBY tidak diklarifikasi?” ujar Rizal Ramli, Senin (3/9.2013).

Rizal sendiri telah mengungkapkan kedekatan Sengman dengan SBY yang ternyata terjalin sudah sejak lama. Banyak narasumber di Palembang menyebutkan, Sengman mengenal SBY jauh sebelum menjadi presiden. Sengman merintis persahabatan sejak SBY menjabat Panglima Daerah Militer Sriwijaya pada 1996-1997. Ketika itu Sengman adalah pengusaha di Kota Pempek.

Persahabatan keduanya paling tidak diketahui saat Sengman menghadiri wisuda Agus Harimurti, anak sulung SBY, di Nanyang Technological University, Singapura, Juli 2008. Presiden SBY juga hadir pada resepsi pernikahan anak Sengman bernama Karen Tjahja dengan Slandy Karlam digrand ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Oktober 2008.

“Sebetulnya saya kasihan juga sama Sengman. Dia kenal dekat dengan SBY dan keluarganya. Sekarang Istana bilang tidak kenal Sengman. Jadi orang kok lupa budi. Jadi orang kok lupa kacang sama kulitnya? Apalagi Sengman ini adalah backing SBY pertama kali secara finansial,” ungkap tokoh oposisi yang namanya mulai banyak dilirik sebagai sosok capres ideal 2014.(rml-map/ams)